Astrologi adalah studi tentang hubungan antara pergerakan benda-benda langit seperti bintang, planet, dan bulan dengan kehidupan manusia di Bumi. Dalam praktiknya, astrologi mencoba untuk memahami bagaimana pengaruh planet dan bintang-bintang pada saat kelahiran seseorang dapat memengaruhi kepribadian dan kehidupannya di masa depan. Astrologi juga digunakan untuk meramalkan kejadian masa depan, keberuntungan, dan nasib seseorang berdasarkan posisi planet pada waktu tertentu.
Astrologi semakin populer dan semakin banyak orang khususnya anak-anak muda pada zaman sekarang yang menganggapnya sebagai sumber nasihat bijaksana bahkan dijadikan sebagai panduan hidup yang menentukan keputusan mereka. Lalu Apa yang dikatakan Alkitab tentang orang-orang yang mengonsultasikan astrologi untuk panduan hidup mereka? Ini tertulis dalam Alkitab di Yesaya 47:13-15, yaitu “Engkau telah payah karena banyaknya nasihat! Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau orang-orang yang meneliti segala penjuru langit, yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru memberitahukan apa yang akan terjadi atasmu! Sesungguhnya, mereka sebagai jerami yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala api; api itu bukan bara api untuk memanaskan diri, bukan api untuk berdiang! Demikianlah faedahnya bagimu dari tukang-tukang jampi itu, yang telah kaurepotkan dari sejak kecilmu; masing-masing mereka terhuyung-huyung ke segala jurusan, tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau.”
Baca Juga: Orang yang Percaya Zodiak Cenderung Narsis dan Kurang Cerdas? Ini Kata Study dan Alkitab
Pembahasan mengenai Astrologi dalam Alkitab muncul ketika Tuhan berbicara kepada orang-orang Babel kuno yang beragama pagan. Bahkan, para arkeolog Timur Tengah telah mengkonfirmasi bahwa astrologi memang berasal dari bangsa Babel, yang sekarang disebut negara Irak. Sebuah tabel aritmatika juga telah digali dan menggambarkan sebuah grafik horoskop yang berasal dari abad ke-5 SM dan sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa astrologi adalah seni ramalan yang mengajarkan bahwa posisi relatif di langit Matahari, Bulan, dan planet-planet memiliki pengaruh pada individu dan pada jalannya urusan manusia. Di zaman modern kita, sama seperti di Babel kuno, semakin banyak orang yang memanfaatkan astrologi sebagai konsultasi hidup.
Pada masa Babel kuno, para astrolog juga dikenal sebagai “Chaldeans”, mereka juga dikenal sebagai bagian dari lingkaran “orang bijak” raja yang mempraktikkan ramalan. Disebut ramalan adalah karena kata yang sebenarnya untuk astrologi dalam bahasa Ibrani secara harfiah berarti “menebak langit”. Ramalan adalah tindakan meramalkan peristiwa masa depan, atau mengungkapkan pengetahuan rahasia, dengan menggunakan tanda-tanda dan pertanda atau agen supernatural lainnya. Praktik ramalan pagan dilarang oleh Allah. Ini tercantum dalam Alkitab di Imamat 19:26 yaitu, “Janganlah kamu makan sesuatu yang darahnya masih ada. Janganlah kamu melakukan telaah atau ramalan.”
Ramalan umum di antara orang-orang pagan pada masa itu dan ketika orang-orang Israel akan memasuki Tanah Perjanjian Kanaan, Allah memperingatkan mereka untuk tidak mempraktikkan astrologi. Dikatakan dalam Ulangan 18:9, yaitu “Apabila engkau sudah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu.”
Baca Juga: Astrologi ??! Boleh aja, khan cuma buat fun
Jika kita ingan kisah dari raja Nebukadnezar, ia meminta kepada para ahli astrologi dan pesulap lainnya untuk memberitahunya tentang mimpinya dan menjelaskan maknanya. Respon dari para astrologi dapat dilihat dalam Daniel 2:10, yaitu “Para Kasdim itu menjawab raja: "Tidak ada seorangpun di muka bumi yang dapat memberitahukan apa yang diminta tuanku raja! Dan tidak pernah seorang raja, bagaimanapun agungnya dan besar kuasanya, telah meminta hal sedemikian dari seorang berilmu atau seorang ahli jampi atau seorang Kasdim.” Disebutkan bahwa tidak ada seorangpun di muka bumi yang dapat melakukan apa yang diminta dan tidak ada yang mampu membantu raja dengan mimpinya yang sulit.
Namun, Allah telah memberkati Daniel yang penuh doa dengan karunia-karunia Roh Kudus yang sejati, dan ia dibawa ke hadapan raja untuk menafsirkan mimpi itu. Dalam Daniel 2:27-28 disebutkan bahwa “Daniel menjawab, katanya kepada raja: "Rahasia, yang ditanyakan d tuanku raja, tidaklah dapat diberitahukan kepada raja oleh orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum. Tetapi di sorga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang. Mimpi dan penglihatan-penglihatan yang tuanku lihat di tempat tidur ialah ini” Dengan pengurapan dari Allah, Daniel dapat menjelaskan mimpi kenabian besar sang raja.
Jika kita menghadapi situasi yang membingungkan dalam hidup kita, bijaklah untuk menghindari kesalahan dengan mengandalkan astrologi; sebaliknya kita harus tahu bahwa ada Allah yang mampu menyatakan rahasia-rahasia, seperti Daniel, melalui doa kita dapat berbalik kepada Allah untuk meminta bantuan. Dan dalam Alkitab, kita memiliki jaminan nasihat yang pasti dari kebenaran-Nya.
Baca Juga: Menyedihkan, Generasi Zaman Now di Amerika Serikat Lebih Percaya Sama Sihir Daripada Tuhan
Untuk dasar keingintahuan dan hiburan, jutaan warga biasa membaca ramalan zodiak harian yang dipublikasikan dalam surat kabar bersirkulasi besar. Namun apakah baik-baik saja untuk memiliki minat semacam ini pada astrologi? Apa saran yang diberikan Alkitab tentang masalah semacam ini? Dalam 1 Tesalonika 5:22 Allah dengan tegas menyatakan bahwa kita seharusnya, yaitu “Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan. Menjauhlah dari semua bentuk kejahatan! Jauhkanlah dirimu daripada segala jenis kejahatan.”